Jum'at kemarin adalah hari gue ngumpul kelompok akot makalah uas sama Rina dan Siska. Sebelumnya gue ke perpus pusat buat nyari buku yang berhubungan sama tata ruang kota karena pengen nyari teori perencanaan kota, yang ga ada di seksi 300, ilmu-ilmu sosial. Buku yang gue cari itu nomor 711, di bagian atas, berjejer sama buku-buku arsitektur lainnya. Hha. Baru kali itu gue nyari buku di bagian itu. Dan gue langsung inget papa. Setelah ngambil 4 buku yang ntah memberi informasi tentang teori perencanaan kota atau tidak, gue balik ke bawah, ke tempat Feni dan Rahmat yang masih nulis surat untuk anak-anak K2N-nya.
Well, gue bisa aja langsung pergi ke MBRC buat nemuin Siska dan Rina buat ngomongin makalah akot yang sebenernya udah stuck beberapa hari. Kita mau bahas Kartamantul a.k.a kerjasama antar wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul dan berhubung kita hanya mengandalkan artikel online, data yang didapat ga cukup untuk menggambarkan kondisi Kartamantul secara umum. Tapi, gue ga langsung pergi ke MBRC karena Rahmat masih pinjem pulpen gue dan tiba-tiba ada mahasiswi S2 Manajemen yang minta tolong buat isi kuesioner thesisnya. Seperti yang udah gue pelajari tahun lalu, waktu mata kuliah mps-amp-mpa, kita harus ngasih souvenir ucapan terima kasih karena bersedia ngisi kuesioner. Dan mbak-mbak itu ngasih beng-beng. Hmm, beberapa minggu lalu temen Ririn anak psikologi yang lagi uji coba kuesioner juga ngasih beng-beng sebagai souvenir.. Semacam sama gitu ya uji coba kuesioner skripsi sama kuesioner thesis (baca: ngarep souvenir kuesioner thesis itu cadbury). Hahahah yakali ngasih cadbury. Banyak modal, jendral!
Setelah Rahmat balikin pulpen gue dan selesai isi kuesioner, akhirnya gue ke MBRC, perpus FISIP yang menurut gue oke dan nyaman. Yap. Akhirnya kita putuskan buat bahas salah satu aspek kerjasama Kartamantul dan dilanjutkan dengan pembagian tugas. Rina balik duluan, Siska pindah ke selasar, dan gue putusin buat balik ke kosan. Cuaca mendung dan gue tau bentar lagi ujan. Thank God gue sampai kosan duluan sebelum hujan deres turun menyapa Depok dengan petirnya yang cetar membahana. Hahahah
Pernah ga lo ngerasa terlalu banyak tugas yang ngantri buat dikerjain, tapi lo muak dan malah ga ngerjain apapun sampai perasaan tertekan lo reda? Itu yang gue alami kemaren. Suasana dan atmosfir yang lagi dialami sama temen-temen gue, kami- mahasiswa-mahasiswi adm negara 2010 -sangat.. tense. Percayalah, makalah untuk semua mata kuliah, satu-dua matkul ga minta satu - tapi dua makalah, dan makalah kelompok dengan tenggat waktu masing-masing cukup untuk mengambil alih pikiran kami. Panik, takut, kesal, semua energi negatif.. gue yakin lagi ada di titik klimaksnya saat ini. Selain itu, efek dari makalah-makalah kelompok ini adalah.. gue mengalami disorientasi kelompok. Ketemu ini buat makalah itu, dicariin ini buat makalah yang lain, tanggal segini presentasi makalah sama siapa.. Kalau sudah begini, biasanya gue bikin sweet escape. Lari ke dunia lain, karena dunia gue lagi chaos. Sebelumnya gue udah jalan-jalan sendirian muter-muter margo sebagai sweet escape gue. Tadi malam, gue pinjem tiga buku dari Laura, dua novel dan satu otobiografi. Novel "orange" dan "memory"-nya mbak Windry Ramadhina plus otobiografi-nya Pak Soeharto. Sebenarnya gue mau baca "malam", "catatan harian anne frank" dan something dengan judul holocaust - yang semuanya nyeritain tentang zaman nazi dari sudut pandang korban, yang.. percayalah, mengerikan. Berhubung Laura udah nyeritain isi bukunya, gue putusin buat baca itu lain kali.
Windry Ramadhina ini penulis lulusan arsitektur. Di "Memory", mbak Windry nyeritain gimana kehidupan arsitek dan, yah.. gue tahu ga gampang. No, semua jurusan dan profesi punya tantangannya masing-masing, gue percaya itu. Seperti misalnya Laura yang harus bersusah payah melewati mata kuliah Sprache 1 sampai 6 dan berjuang supaya selalu lulus mata kuliah ini tiap semester, atau Nabila dan Chica di teknik lingkungan yang harus bikin laporan praktikum (well, semua jurusan yang ada praktikum pasti harus bikin laporan), atau gue dan teman-teman di fisip yang harus turun lapangan, mengenal masyarakat atau pemerintahan, penelitian, makalah dan lain-lain. Dan you have to know, once I start to read and enjoy what I'm reading, I will never stop. Maka dari itu, semalem gue baca "orange" dan "memory" sampai subuh. dan ga tidur. Hha! Universe knows gue orang paling gampang ngantuk sedunia. Tapi ga buat hal semacam ini, books are like magic! Mampu menyihir gue buat bertahan semalam suntuk untuk menyelesaikan apa yang gue baca. Ga cuma itu, minggu lalu gue pinjem novel dari Utha (yang ternyata juga minjem :p) dan sepanjang kelas PAN sampai ALING gue pakai buat baca "Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin"-nya Tere Liye. Ah.. books..
Well, gue bisa aja langsung pergi ke MBRC buat nemuin Siska dan Rina buat ngomongin makalah akot yang sebenernya udah stuck beberapa hari. Kita mau bahas Kartamantul a.k.a kerjasama antar wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul dan berhubung kita hanya mengandalkan artikel online, data yang didapat ga cukup untuk menggambarkan kondisi Kartamantul secara umum. Tapi, gue ga langsung pergi ke MBRC karena Rahmat masih pinjem pulpen gue dan tiba-tiba ada mahasiswi S2 Manajemen yang minta tolong buat isi kuesioner thesisnya. Seperti yang udah gue pelajari tahun lalu, waktu mata kuliah mps-amp-mpa, kita harus ngasih souvenir ucapan terima kasih karena bersedia ngisi kuesioner. Dan mbak-mbak itu ngasih beng-beng. Hmm, beberapa minggu lalu temen Ririn anak psikologi yang lagi uji coba kuesioner juga ngasih beng-beng sebagai souvenir.. Semacam sama gitu ya uji coba kuesioner skripsi sama kuesioner thesis (baca: ngarep souvenir kuesioner thesis itu cadbury). Hahahah yakali ngasih cadbury. Banyak modal, jendral!
Setelah Rahmat balikin pulpen gue dan selesai isi kuesioner, akhirnya gue ke MBRC, perpus FISIP yang menurut gue oke dan nyaman. Yap. Akhirnya kita putuskan buat bahas salah satu aspek kerjasama Kartamantul dan dilanjutkan dengan pembagian tugas. Rina balik duluan, Siska pindah ke selasar, dan gue putusin buat balik ke kosan. Cuaca mendung dan gue tau bentar lagi ujan. Thank God gue sampai kosan duluan sebelum hujan deres turun menyapa Depok dengan petirnya yang cetar membahana. Hahahah
Pernah ga lo ngerasa terlalu banyak tugas yang ngantri buat dikerjain, tapi lo muak dan malah ga ngerjain apapun sampai perasaan tertekan lo reda? Itu yang gue alami kemaren. Suasana dan atmosfir yang lagi dialami sama temen-temen gue, kami- mahasiswa-mahasiswi adm negara 2010 -sangat.. tense. Percayalah, makalah untuk semua mata kuliah, satu-dua matkul ga minta satu - tapi dua makalah, dan makalah kelompok dengan tenggat waktu masing-masing cukup untuk mengambil alih pikiran kami. Panik, takut, kesal, semua energi negatif.. gue yakin lagi ada di titik klimaksnya saat ini. Selain itu, efek dari makalah-makalah kelompok ini adalah.. gue mengalami disorientasi kelompok. Ketemu ini buat makalah itu, dicariin ini buat makalah yang lain, tanggal segini presentasi makalah sama siapa.. Kalau sudah begini, biasanya gue bikin sweet escape. Lari ke dunia lain, karena dunia gue lagi chaos. Sebelumnya gue udah jalan-jalan sendirian muter-muter margo sebagai sweet escape gue. Tadi malam, gue pinjem tiga buku dari Laura, dua novel dan satu otobiografi. Novel "orange" dan "memory"-nya mbak Windry Ramadhina plus otobiografi-nya Pak Soeharto. Sebenarnya gue mau baca "malam", "catatan harian anne frank" dan something dengan judul holocaust - yang semuanya nyeritain tentang zaman nazi dari sudut pandang korban, yang.. percayalah, mengerikan. Berhubung Laura udah nyeritain isi bukunya, gue putusin buat baca itu lain kali.
Windry Ramadhina ini penulis lulusan arsitektur. Di "Memory", mbak Windry nyeritain gimana kehidupan arsitek dan, yah.. gue tahu ga gampang. No, semua jurusan dan profesi punya tantangannya masing-masing, gue percaya itu. Seperti misalnya Laura yang harus bersusah payah melewati mata kuliah Sprache 1 sampai 6 dan berjuang supaya selalu lulus mata kuliah ini tiap semester, atau Nabila dan Chica di teknik lingkungan yang harus bikin laporan praktikum (well, semua jurusan yang ada praktikum pasti harus bikin laporan), atau gue dan teman-teman di fisip yang harus turun lapangan, mengenal masyarakat atau pemerintahan, penelitian, makalah dan lain-lain. Dan you have to know, once I start to read and enjoy what I'm reading, I will never stop. Maka dari itu, semalem gue baca "orange" dan "memory" sampai subuh. dan ga tidur. Hha! Universe knows gue orang paling gampang ngantuk sedunia. Tapi ga buat hal semacam ini, books are like magic! Mampu menyihir gue buat bertahan semalam suntuk untuk menyelesaikan apa yang gue baca. Ga cuma itu, minggu lalu gue pinjem novel dari Utha (yang ternyata juga minjem :p) dan sepanjang kelas PAN sampai ALING gue pakai buat baca "Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin"-nya Tere Liye. Ah.. books..
Komentar
Posting Komentar