Langsung ke konten utama

Photos' Stories 4 - Research Edition

This has been such an amazing (and depressing year in my life). The main theme and the biggest thing that I concern is finishing my undergraduate school, and I am really glad I could finish it in this very year, 2014 (although I was late for like 1 semester, but I couldn't ask for more. I am eternally grateful, Yaa Allah). I had an amazing field research, too. I posted the photos on my instagram but I felt like this blog deserves more. So I compile them and share them here again. So here I go


Kiri: Kapal yang sedang dibangun
Kanan: Kapal yang sudah hancur
Kanan atas: Kapal yang berfungsi

Saya sedang berjalan-jalan ke arah Pulau Kelapa (yang sudah dihubungkan dengan jalan dari Pulau Harapan) waktu saya melihat 3 jenis kapal ini. Sebagai warga pulau (terutama pulau pemukiman di Kepulauan Seribu), alat transportasi utama yang digunakan adalah sepeda, motor, dan kapal atau perahu. How awesome it would be when people ask about your vehicle, and you'd say,"Oh, I'm building one. It will be done in just a few weeks (or months)".

Matahari yang menyapa setiap inci kulit, angin laut, dan duduk paling depan. I owned this life... 2 dari 8 hari di Pulau Harapan saya ikut Pak Daeng, salah satu staf polisi hutan di Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu SPTN Wilayah II, patroli di sekitar Pulau. Nama yang tertulis di perahu ini adalah Tridagna Gigas, tapi Pak Daeng memanggilnya dengan sebutan "cabe-cabean" :))) Foto ini diambil pada hari pertama saya ikut patroli. Tidak ada yang ditangkap, karena memang tidak ada pelanggaran..


"Pemeriksaan"

Hari ke-3 di Pulau Harapan.
Pagi itu saya baru selesai sarapan ketika Ibu Munajah, satu-satunya staf paling cantik di Kantor STPN Wilayah II Pulau Harapan, memanggil saya ke depan. Saya teringat malamnya Pak Daeng mengajak saya dan Bu Mun untuk snorkeling di Pulau Opak (gratis. Hahaha). Namun malam itu angin bertiup cukup kencang sehingga saya yakin cuaca besok juga buruk, tetapi Pak Daeng dan Bu Mun meyakinkan saya itu hanya angin tenggara. 
Baiklah, saya mengenal istilah baru. Angin tenggara, dan juga ada angin barat dan angin timur yang mengindikasikan jenis cuaca di laut, bahasa daratnya: musim hujan dan musim kemarau. Bukan hanya petani yang butuh musim hujan, tapi juga nelayan karena saat itu suhu air laut sejuk dan jumlah ikan untuk ditangkap lebih banyak (baca: ikan juga tidak suka panas). Perkiraan saya benar, pukul 05.30 hujan turun dengan derasnya dan hilanglah harapan saya untuk snorkeling (walaupun saya tidak terlalu suka, namun tawaran itu terlalu sayang untuk dilewatkan). Pukul 08.00 cuaca sudah cukup cerah namun saya takut kalau-kalau hujan turun kembali. Oh, iya. Jadi Bu Mun memanggil saya ke depan untuk ikut patroli (lagi) dengan Pak Daeng. Kali ini, Kepala Resort STPN Wil. II sekaligus kepala Polhut (?), Pak Rudy Madandan turut serta. 
Ternyata ada sebuah kapal yang berhenti di dekat pulau. Kami menghampirinya dan Pak Daeng serta Pak Rudy menanyakan kelengkapan surat-surat izin mereka. Kapal yang terdiri dari kurang lebih 7 ABK ini berasal dari Rahas, Madura. Untuk menangkap ikan di kawasan TN Kep. Seribu mereka harus melapor ke kantor STPN terdekat untuk meminta izin menangkap ikan. Nelayan tersebut mengaku baru saja akan melapor.

Pak Daeng dan Pak Rudy mendokumentasikan kelengkapan surat.

Jadi, karena sebagian besar kawasan perairan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu termasuk ke dalam Taman Nasional Kepulauan Seribu, ada biota-biota laut yang dilarang untuk ditangkap. Selain memeriksa surat-surat, mereka juga memeriksa ke dalam kapal ini untuk memastikan tidak ada biota laut yang dilindungi yang ditangkap. Setelah memastikan tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan-nelayan yang melaut lebih dari sebulan ini, Pak Daeng dan Pak Rudy menyudahi pemeriksaan. Namun, saat sedang bersiap-siap ke perahu, saya melihat para nelayan ini berbisik dan hendak memberikan uang kepada Pak Daeng/Pak Rudy. Hmm, jadi bukan hanya di darat ada tradisi ini. Tanpa diduga, Pak Rudy menyampaikan bahwa mereka tidak menerima hal-hal seperti itu. Pak Daeng menambahkan, kalau memang tidak ada yang dilanggar, tidak usah takut. Namun sepertinya para nelayan ini hanya ingin berterima kasih sehingga mereka memberikan 2 sotong segar hasil tangkapan mereka (asik makan enak. Hahaha) kepada kami.

Dengan begitu, hari ketiga saya di pulau Harapan saya mendapatkan lauk lain selain ikan (iya, ikan untuk sarapan-makan siang-makan malam).

A man is cleaning his boat, Harapan Island's Quay (couldn't take a better picture, sorry)

Around this time about two weeks ago, I went to Harapan's quay and looked for a fisherman to be interviewed. Most fishermen at Kepulauan Seribu, an administrative regency in Jakarta, went fishing early in the morning and came back at 5 pm so I got little time to interview them. They went fishing on Mondays to Thursdays. They don't go fishing on Fridays because the majority of them are Muslims, and they do Jumat Prayer. On Saturdays and Sundays, they took the visitors from Jakarta snorkeling. And that's a short story of fishermen's routine from Harapan Island.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

amazing weekend

I went to Kota Tua and Monas last Friday with my housemates. I actually doubted that I could go there considering that I still had remaining undone tasks that had to be done. but since I've had the busiest week ever in May (meetings, assignments..), I decided to leave it and grab the rarest chance ever, spending time with my housemates, since we have this unmatched schedule. so we went to Kota Tua and we took a lot (trust me, A LOT) of photos with Laura's camera ;) and when the twilight touched this part of Indonesia, we set our feet to trans jakarta shelter and headed to Monas. even when hadn't touch the front gate of Monas, we already took so many pictures! hahaha you can imagine when a bunch of girls holding a camera.. we just can't hold the passion of taking pictures.. lol when we finally went back to our house, I immediately took a bath, and reached my bed to sleep because I was extremely exhausted, but happy! :D the next day, on Saturday morning, my friend asked...

A Story of Unsuccessful Romance: Chapter 1

 I Saw You Across The Classroom I would've never thought that the moment I saw him for the first time across our classroom was the moment that I would remember for the longest time. I was just a 14 year old kid who like pretty people with pretty eyes. Little did I know I would think over him over the years.. I got accepted to one of reputable public high school in my city, barely. My name was at the bottom of selection results, like, the last 5 people who got in to this school. Nevertheless, I was excited, of course. It was my dream to be a student here since it would help me path my way to go to reputable universities in the future. Back then, this school had two special programs, the acceleration program where you could study in high school for two years, and the international program - where you (were supposed to) learn all the subjects in English. I just finished my orientation and I was initially studying at grade X (ten) - 3. My mom, who was a high school teacher herself in a...

これを書き留めておく必要があります。そうしないと、気持ちが溜まってしまいます。

 日本を離れるとき、心が痛みました。自分に誓ったのは、日本の更新情報を見ないということです。 事実、私はまだ友達の投稿や日本に関する更新情報を見ていました。傷ついた気持ちからそう言ったのです。それは私の人生で最も素晴らしい時期であり、終わらなければなりませんでした。 時々SNSを開きたくないと感じることがありました。彼らがまだ日本で生活を楽しんでいるのを見て、私は現実に戻らなければなりませんでした。悲しんでいましたが、前に進まなければなりませんでした 時々、まだそこで知り合った人たちに連絡を取り、何かを言ったり、彼らの近況を尋ねたりしていました。 しかし、もはや共通の話題がないため、会話は行き詰まりました。その後、彼らがグループチャットで話しているのを見て、取り残された感じがしました。少し奇妙な感じがしました。大げさに言えば、疎外された感じがしました。 ありがたいことに、あるいは悲しいことに、私には日課がありました。日本やそこにいるみんなのことを考えなくてすむような日課です。しかし、一人でいるとき、突然思いがよぎり、また悲しくなることがありました。まるで心に突き刺さる痛みのように。 時には、彼らの中の何人かがまだ個人的にメッセージを送ってきました。不思議なことに、忘れられていないという感謝の気持ちがあります。まだ彼らの生活の一部であり、冗談を言い合えるということです。 私は内向的な性格で、何よりも平和を選びます。彼らが連絡を取りにくいなら、おそらく私からは連絡しません。終わったものは終わったのです。良い時期を過ごしましたし、それを台無しにすることはありません。 ただ、1年前、2年前に起きたことについての通知を見たとき、それはあまり助けにはならないですね。それが私の人生だったのか、と思ってしまいます。 When I was about to leave Japan, my heart ached. I swore to myself that I would not look at any updates from Japan. The fact is, I still saw my friends' posts and updates about Japan. I said those things because I felt hurt. It was t...