Beta kurang tahu siapa yang mempopulerkannya, namun sejak SD sepertinya istilah "Dari Hongkong" sudah mulai sering digunakan untuk menjawab pertanyaan: "Dari mana? - Beli di mana?", dan pertanyaan-pertanyaan lain yang membutuhkan jawaban berupa suatu tempat. Namun, Mama (kakak dari Papa) semenjak kembali dari tanah suci usai menjalankan ibadah Haji, punya jawaban yang berbeda.
Anak: "Ma, baju aku di mana?"
Mama: "Di Padang Arafah"
--"
(mama plz)
Padang Arafah sendiri merupakan tempat di mana jemaah haji berkumpul untuk melakukan Wukuf, yang merupakan inti dari ibadah Haji. Ibadah Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, atau pada tahun ini 2015 sistem penanggalan Masehi, jatuh pada tanggal 23 September. Istimewanya, apabila kita yang tidak melakukan ibadah haji melaksanakan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah ini (dengan baik dan benar), maka insya Allah dosa-dosa kita pada tahun ini dan tahun depan akan digugurkan/dihapuskan.
You can google the rest though..
If you're interested.
Pagi ini dimulai dengan alarm yang beta atur pukul 03.20
Perhatikan, 03.20, dan otak beta dengan bodohnya menerjemahkan itu sebagai 04.20, dan berasumsi beta salah dan kelewatan saat makan dan minum untuk sahur, dan merasa tidak mendengar Adzan. Ah, beta sempat panik dan kecewa dalam beberapa detik hingga akhirnya beta memperhatikan jam yang baru menunjukkan pukul 04.02
Beta tertawa.
Bodoh.
Perjalanan komuter pagi ini tentu saja seperti biasa. Beta menunggu rangkaian kereta tujuan Jatinegara pemberangkatan stasiun Depok, memilih kereta di tengah, dan berdoa di sepanjang perjalanan agar bokong beta dilindungi dari hal-hal yang belum tidak diinginkan. Namun saat akan pulang, Michelle membagikan foto yang mengutip berita bahwa ada tabrakan kereta di stasiun Juanda di grup Line (sebut saja grup SK). Hal ini berimbas kepada gangguan perjalanan komuter menuju Bogor dan Bekasi. Perjalanan hanya sampai stasiun Manggarai (kecuali kereta Jatinegara yang tidak mengalami gangguan) dan beta beranggapan lebih baik langsung ke stasiun Manggarai dengan kopaja 66, daripada nanti ternyata di stasiun Sudirman tidak ada keberangkatan ke Bogor.
Tapi beta salah.
Sudah beta duga beta akan salah.
Beta jarang naik Kopaja 66, karena beta tak suka berlama-lama di kopaja. Beta tahu naik Kopaja 19 lebih cepat sampai stasiun Sudirman daripada naik Kopaja 66 ke stasiun Manggarai. Tapi beta ingat, perjalanan ke Manggarai dengan Kopaja 66 juga tidak terlalu lama.
Sampai akhirnya memasuki jalanan macet.
Penumpang dioper ke Kopaja 66 lain. (Makasih udah bangunin saya Mz)
Dan macet.
Dan macet.
Dan macet.
Dan 1,5 jam kemudian sampai di halte Manggarai.
1,5 jam dari waktu normal yang beta ingat hanya 30 menit.
Beta haus. Beta belum buka puasa.
Jam 18.45 beta masuk ke Pasar Raya Manggarai dan mampir ke Giant untuk beli air mineral.
Hanya satu air mineral namun beta antri di kasir 10 menit.
Nikahi saja beta, Bang!
Pukul 20.00 beta akhirnya keluar dan menuju stasiun. Menurut Dyta dan Mumut (teman kosan beta yang juga komuter), stasiun benar-benar dipenuhi orang-orang, dan kereta dipenuhi oleh orang-orang yang berdesakan-teriak-dan pingsan, dan kereta yang merayap. Iya, laju keretanya lebih lambat, begitu. Beta tak mau, lah. Prinsip beta sekarang asal badan tidak pegal beta rela pulang terlambat. Badan pegal itu butuh waktu tidur lebih lama. Beta kan juga mau stalking gebetan internetan dulu sebelum tidur.
Sepanjang jalan menuju stasiun, beta mendengar suara dari masjid-masjid, bersahut-sahutan, mengumandangkan takbir sebelum sebelum besok Idul Adha. Ah, indah sekali. Beta mungkin sudah berkali-kali lebaran Idul Adha di pulau ini, di kota ini, namun rasanya kali ini berbeda karena beta benar-benar mendengar. Beta rindu rumah. Beta rindu kampung halaman. Beta rindu Padang (dikurangi suhu panas teriknya). Perjalanan yang diiringi takbir itu juga diikuti dengan banyaknya manusia yang menuju stasiun Manggarai. Beta kalau sudah melihat sesuatu yang absurd, pasti akan tertawa. Pemandangan stasiun Manggarai yang ramai dengan manusia dan segala urusannya itu membuat beta tertawa. Betapa para komuter sangat tergantung dan terbantu dengan kereta commuter line jabodetabek, sehingga satu gangguan terhadap sistem, bisa membuat keadaan begini kacaunya.
Beta akhirnya naik kereta yang baru datang dari arah Sudirman, karena ternyata masih ada ruang (tanpa berdesakan) di dalam kereta paling depan. Dan satu jam kemudian Papa telpon beta menanyakan keadaan, sekaligus bercerita esok Papa berangkat solat Idul Adha hanya berdua dengan Mama, karena Ajif sakit. Sepi sekali.
Hari Arafah ini, ceritanya benar-benar berbeda.
Komentar
Posting Komentar